kamar perempuan

Mitos Keliru Soal Orgasme

Selasa, 12 Agustus 20140 komentar

kamarperempuanKamarPerempuan,- Kehidupan seks dalam rumah tangga sudah bukan hal yang tabu lagi untuk diperbincangkan dalam obrolan warung kopi, ngerumpi para perempuan hingga konsultasi pakar.  Cerita seks pun tak luput dari beragam persoalan dari cara bersetubuh, ejakulasi dini, dan organisme, semua kisah ranjang menjadi pembahasan yang tak kunjung reda.

Persoalan ejakulasi dini mengarah pada persoalan perempuan yang tak merasakan organisme. Padahal benarkan ejakulasi dini pada pria merupakan faktor  utama bagi perempuan untuk merasakan orgasme?
Sulit untuk membenarkannya. Pasalnya, organisme sendiri masih menjadi misteri yang sulit dipecahkan bagi pria maupun bagi wanita itu sendiri. Begitu sukarnya pemecahan misteri tersebut maka tak mengherankan bermunculan mitos seputar orgasme wanita yang beredar.

Lantas apa saja mitos yang seharusnya kita tak percayai seputar orgasme wanita?

1. Orgasme bisa diraih dengan bersenggama
Pernyataan atau mitos yang mengatakan orgasme bisa diraih dengan bersenggama merupakan sebuah mitos yang keliru. Hal ini dibuktikan dengan sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa hanya 30 persen wanita yang berhasil orgasme melalui bersenggama. Sedangkan untuk sisanya atau 70 persen wanita membutuhkan stimulasi klitoris untuk mencapai klimaks.

Berdasarkan Perkumpulan Dokter Kebidanan dari Kanada, 30 persen orang yang mengaku tidak mampu mencapai orgasme dari bersenggama baru bisa mencapai orgasme setelah mendapat stimulasi manual ataupun oral.

2. Orgasme selalu dapat disadari

Sulit untuk mengiyakan pernyataan tersebut, bahkan bisa dikatakan bahwa mitos tersebut merupakan hal yang keliru. Pasalnya orgasme mungkin juga datang tanpa disadari. Tanda-tanda seseorang mengalami orgasme seperti pola napas yang berbeda, gerakan tubuh, suara, dan kontraksi otot tidak selalu ada. Namun yang jelas, setelah mengalami orgasme, ada perasaan nyaman dan rileks yang timbul dan hanya dapat dirasakan oleh si wanita.

3. Wanita seharusnya bisa mencapai orgasme jika G-spot dirangsang

Sama halnya dengan orgasme, bahwa keberadaan G-spot hingga saat ini masih menjadi misteri. Banyak yang memperkirakan kelenjar Skene yang berada di dinding belakang vagina di daerah bawah urethra mungkin adalah G-spot. Sebagian wanita mengaku ada sensasi kenikmatan saat area ini dirangsang, namun tidak semua wanita mengalaminya.

4. Cairan vagina saat orgasme serupa ejakulasi

Cairan yang dikeluarkan dari vagina melakukan aktivitas seksual merupakan lubrikasi alami. Saat mencapai orgasme, cairan ini biasanya keluar lebih banyak, namun ini bukanlah ejakulasi seperti halnya yang terjadi pada pria. Cairan ini merupakan hasil dari kontraksi dari otot uterus dan vagina karena peningkatkan aliran darah ke organ-organ reproduksi.

5. Jika wanita tidak dapat mencapai orgasme, pasangannya bukanlah pencinta yang handal

Terdapat mitos yang  keliru jika hal ini dipercaya maka dapat berdampak buruk bagi kehidupan rumah tangga, terutama dalam seks, yakni sebuah mitos yang mengatakanpasangan memang mampu membantu untuk mencapai orgasme, namun yang bertanggung jawab sepenuhnya terciptanya orgasme atau tidak adalah wanita itu sendiri.

Menurut sebuah studi baru yang dimuat dalam jurnal Sexologies menemukan, pemikiran erotis dan fokus pada sensasi pada tubuh selama berhubungan seksual dapat membantu wanita untuk mencapai orgasme.

6. Wanita harus orgasme untuk menikmati seks


Orgasme selagi berhubungan seksual bukanlah kunci seorang wanita menikmati hubungan seksual. Orgasme merupakan hal yang sulit dipahami. Faktanya, seringkali, wanita menghargai seks lebih dari sekedar mencapai orgasme. Cinta dan kasih sayang yang dirasakannya dari pasangan adalah hal yang lebih penting.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. kamar Perempuan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger